Puisi ini menunjukkan sebuah perjuangan yang luar biasa dari seorang manusia yang hanya memiliki satu tumpuan, yaitu memiliki cacat di tubuhnya berupa hilangnya kaki kanannya. Ia rela bekerja sebagai kuli panggul di pasar. Walaupun harus terseok-seok, ia tetap ikhlas menjalani pahitnya kehidupan. Kegigihan dan semangatnya tersebut semoga mampu menyadarkan kita akan betapa berharganya nikmat yang diberikan oleh Allah berupa kesempurnaan fisik. Oleh karena itu, janganlah mengeluh terhadap nikmat yang telah Allah berikan. Marilah kita perbanyak syukur, dan taburlah rasa kasih sayang kepada setiap manusia tanpa memandang tahta dan status sosialnya. Ingatlah! Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
Salam Karya Insani...!!! ^_^
Sebuah Tumpuan
Entah yang kau rasa
Di kala kaki melangkah
Mengangkut satu demi satu
Kardus makanan dan minuman
Di sudut pasar yang sesak
Kaki kiri terseok
Menahan beban bertumpuk
Memberatkan pundakmu
Kaki kanan terganti
Tongkat besi memanjang
Mengiringi jejak endapan lantai
Saksi bisu kekuatanmu
Walau nyata kekurangan
Engkaulah contoh
Bagi insan pemikir
Semua adalah percaya
Cacat bukanlah penghalang
Untuk meraih perjuangan
Dalam kehidupan,
Bagimu tak ada mustahil
Karena niat telah kau genggam
0 komentar:
Post a Comment